“Udah kaki pincang, gembel, ngapain jadi pemulung…” Caci maki seperti itu sering Abah Sukanda (76 tahun) terima saat mengais rezeki dari barang bekas. Di usianya yang renta, dengan kaki pincang yang sakit akibat terjatuh saat bekerja beberapa tahun lalu, Abah masih terus berjalan dari subuh hingga sore demi bisa makan bersama sang istri yang kini sakit dan tak bisa lagi bekerja. Abah pernah jatuh dari jembatan karena jalan licin saat hujan, bahkan pernah 6 karung rongsokan yang dikumpulkannya selama berhari-hari hilang dicuri orang. Sakit di kaki, mental yang lelah, dan hinaan dari orang sekitar tak membuatnya berhenti karena tak ada pilihan lain.

Setiap hari Abah menahan sakit di kakinya yang makin melengkung, namun tetap berangkat memulung meski hanya mendapat tak lebih dari 10 ribu rupiah. Pernah berhari-hari Abah dan Mak hanya makan nasi dengan garam, bahkan menahan lapar jika memang tak ada yang bisa dimakan. Tempat tinggal mereka pun sudah nyaris roboh atap bocor, dinding berlubang, dan lantai lapuk yang bisa ambles kapan saja. Meski punya anak, Abah tak ingin membebani karena anak-anaknya juga hidup dalam kesulitan yang sama.
#KawanKebaikan sampai kapan Abah harus mencari barang bekas dengan tubuh yang terus dimakan usia?
Mari kita bantu Abah Sukanda agar tak perlu lagi menyusuri jalan penuh resiko demi sesuap nasi. Donasimu bisa membantu beliau mewujudkan impiannya dengan memiliki usaha rumahan kecil dan memperbaiki rumah yang nyaris roboh. Semoga setiap kebaikan akan kembali pada kita dengan kesehatan, rezeki berlimpah dan keberkahan Aamin.
Legalitas
Nama |
: |
Yayasan Bantu Beramal Bersama |
Izin KEMENKUMHAM |
: |
AHU-0009568.AH.01.04.Tahun 2024 |
Izin Kemenkeu (NPWP) |
: |
19.875.390.7-542.000 |
Izin NIB |
: |
2706240049522 |
Izin Domisili |
: |
140/IV/2023 |
Izin Dinsos |
: |
846/564 |